THE LAST SONG MEMORY
Kugigit bibir kuat-kuat sampai terkecap rasa asin darah
Tidak pernah ada yang bilang kematian bisa sebegini sakit
Berkali-kali kulihat maut di matamu, siap menerkam
Aku sungguh tak mengerti kenapa tangankulah yang menorehkan paraghraf terakhir
Maka diturunkanlah mimpi buruk ini
: merajahimu dengung, melantunimu lagu terakhir
"Please, tell me why ..........?
Dan kamu masih bertanya juga
Pergolakan, gemuruh yang tadi kutelan dan kutelan, siap mengeroyokku ramai-ramai
Aku takut sekali bicara
Satu kata salah akan merubuhkan diriku yang sudah ingin runtuh
"...it's a -
suaraku kehilangan tempat berpijak, ringkih nyaris tak tercerna
_ it's a song, the only song i know
"...sing for me- bisikmu !
Pita suaraku kaku, mataku yang leleh
Sedari tadi di bekukan paksa tapi sudah tak bisa lagi
Air mataku merdeka kini,
Wajahmu pun berpendar dan terbelam, dari semua kisah menakjubkan yang kau dongengkan untukku
Ternyata masih banyak yang tak kutahu
Kau tak pernah bilang,
'mata bisa menangiskan pisau' .....
Pipiku di koyak air asin yang membuat tampangmu kabur tersadur
Aku menelan ludah, dahak, lendir, calon sengguk
"..i'am -
nyanyianku menggigil, tersesat tanpa peta notasi, .........
i'am the eye in the sky....looking at you-uu.....
.........I can read your mind -
kau menyambung, suara yang tetap merdu, hanya lirih
"..i'am the maker of rules.... Dealing with foo-ools -
kau melanjutkan dan semakin lirih
Not terkahir tadi menggantung sepi, tak ada yang menyambung
Tintaku berhenti berderap
Kesunyian rupanya sudah mengendap-endap naik
mencuri sahabatku dalam selendang niskala yang ujungnya tak bisa ditarik balik
Sahabatku di gondol kemerduan kekal yang hadir tanpa lantun
Kemerduan yang belum saatnya kuleburi
Kugigit bibir kuat-kuat sampai terkecap rasa asin darah
Tidak pernah ada yang bilang kematian bisa sebegini sakit
Berkali-kali kulihat maut di matamu, siap menerkam
Aku sungguh tak mengerti kenapa tangankulah yang menorehkan paraghraf terakhir
Maka diturunkanlah mimpi buruk ini
: merajahimu dengung, melantunimu lagu terakhir
"Please, tell me why ..........?
Dan kamu masih bertanya juga
Pergolakan, gemuruh yang tadi kutelan dan kutelan, siap mengeroyokku ramai-ramai
Aku takut sekali bicara
Satu kata salah akan merubuhkan diriku yang sudah ingin runtuh
"...it's a -
suaraku kehilangan tempat berpijak, ringkih nyaris tak tercerna
_ it's a song, the only song i know
"...sing for me- bisikmu !
Pita suaraku kaku, mataku yang leleh
Sedari tadi di bekukan paksa tapi sudah tak bisa lagi
Air mataku merdeka kini,
Wajahmu pun berpendar dan terbelam, dari semua kisah menakjubkan yang kau dongengkan untukku
Ternyata masih banyak yang tak kutahu
Kau tak pernah bilang,
'mata bisa menangiskan pisau' .....
Pipiku di koyak air asin yang membuat tampangmu kabur tersadur
Aku menelan ludah, dahak, lendir, calon sengguk
"..i'am -
nyanyianku menggigil, tersesat tanpa peta notasi, .........
i'am the eye in the sky....looking at you-uu.....
.........I can read your mind -
kau menyambung, suara yang tetap merdu, hanya lirih
"..i'am the maker of rules.... Dealing with foo-ools -
kau melanjutkan dan semakin lirih
Not terkahir tadi menggantung sepi, tak ada yang menyambung
Tintaku berhenti berderap
Kesunyian rupanya sudah mengendap-endap naik
mencuri sahabatku dalam selendang niskala yang ujungnya tak bisa ditarik balik
Sahabatku di gondol kemerduan kekal yang hadir tanpa lantun
Kemerduan yang belum saatnya kuleburi
by : Kelam