Seperti embunan sang kala fajar kumerindukan.
sejuknya membias kekeringan tanah gersang.
yang pernah ada diantara sisa-sisa masa,
yang pernah sirna dari genggaman tangan,
kini harap merindukan...
Sesegeralah menghampiri,sepi ini telah lama menanti.
secepatnyalah kemari rindu ini sangat menyiksa hati.
karena mimpi hampir menepi dipenghujung pagi,
oleh sang mentari...
Tak istimewa hari yang kupunya,
semua terasa hampa tanpa tawa dan marahmu.
ya, sayang...
tak pernah bisa aku untuk tak merindumu!
Dan ketika semua tak mampu tersampai padamu,
hanya tulisan-tulisan perasaan yang masih tersimpan.
lalu kau bilang,
"tlah terbaca semua,dan maaf bila selama itu aku bersalah padamu..."
ya, sayang...
semoga kau sekarang mengerti,aku merindumu!
Tangerang , 14 April 2013
by : FMR (Fariz Maulana Rizki)