Sekeping Luka
Pernahkah kau merindu tapi dia berbalik membelakangimu
Saat telapak kasarmu mulai menyentuh jemarinya
Saat tatap matamu mengiba bundarnya
Masihkah bisa kau ku sebut raga
Yang menyatu darah di jiwa ibuku
Di saat acuhmu kau hadirkan
Di telapak hatiku yang ingin meraihmu
Masihlkah bisa kau kusebut jiwa
Yang terlahir sama dengan bidadariku
Dengan simpul cinta yang sama sekali tak berbeda
Sehingga tak ada sedikitpun kulihat tanda cinta di hatimu
Apakah yang salah dengan jiwaku
Apakah yang salah dengan kataku
Duhai lelaki gagah pemanggil jiwa
Duhai impian patah dari balik jiwa
Adakah yang slah dengan lakuku
Dengan kataku
Sehingga tak satupun lengah kau berpling
Pada ketiadaanku
Bolehkah aku berkata
Aku kecewaaa
Padamu atas semua rasa yang megurat ragaku
Baiklah...mungkin bukan aku
Bukan aku jiwa yang kau pinta lahir dari rahim kakakmu
Begitukah??
Beginikah??
Ahhh...sulit ku cerna skapmu
Duhai buah cinta dari jiwa yang ku cinta
Adilkah duhai jiwa
Setelaha kau menggores manis luka
Di pinggir hati bidadari penguatku
Pada malaikat yng telah mengasuhku
Ahh...aku tak menuntut akumu
Tapi hanya ku pohon pinta di tiadaku
Jangan...jangan buat sekeping luka
Di istana megah hati bidadariku
Ibuku
0 komentar:
Posting Komentar